Daftar Isi | Pidato Perpisahan | Pidato Sambutan | Pidato Inggris | Pidato Sunda | Video Aneh | Video Lucu |

Rabu, 02 Juni 2010

Contoh Naskah Pidato Kebangkitan Nasional | Pidato Sambutan




Contoh naskah pidato ini silahkan Anda Copypaste tanpa harus minta ijin terlebih dahulu dari saya. Mudah sekali caranya dan Anda tidak perlu repot mengambilnya.

Saya mendapatkan Contoh naskah pidato ini dari hasil browsing di internet. Tetapi banyak pula Contoh naskah pidato yang sudah saya buat sendiri dan tersebar di beberapa blog.

Coba cara ini!!
Buka MsWord - lalu copy paste ke dalam Ms Word yang telah Anda buka.

----------------------------
Inilah Contoh Naskah Pidato Kebangkitan Nasional Anda
Dengan judul : Pidato Sambutan

SAMBUTAN WALIKOTA TARAKAN
Pada Acara MEMPERINGATI HARI KEBANGKITAN NASIONAL KE-102
DI KOTA TARAKAN
Tarakan, 20 Mei 2010

Assalamu’alaikum Warrohhmatullahhi
Wabarrokatuh. Salam sejahtera untuk kita semua.

Pertama – tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya maka pada hari ini kita dapat hadir bersama – sama di lapangan ini, dalam rangka mengikuti upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-102 tahun 2010.

Seperti kita ketahui bersama, 102 tahun yang lalu atau tepatnya pada 20 Mei 1908, generasi muda Indonesia yang dipelopori oleh Dr. Soetomo, dan Dr. Wahidin Soedirohoesodo membentuk satu organisasi bernama Boedi Oetomo, yang menancapkan tonggak Semangan Kebangkitan Nasional, untuk melawan penguasa kolonial Belanda pada saat itu.

Suatu tekad yang bulat untuk merdeka dan membebaskan bangsa Indonesia dari tangan penjajah. Api dan semangat kebangkitan inilah yang terus bergelora di hati para anak bangsa khususnya para pemuda kita.

Maka pada tanggal 28 Oktober 1928 lahirlah, ”Soempah Pemoeda” yang menjadi kebulatan tekad para pemuda – pemudi kita, menyatukan visi dan langkah serta pemahaman akan semakin mendesaknya kita memiliki sebuah eksistensi satu nusa, satu bangsa dan satu tanah air, yakni Indonesia Raya. Perjuanganpun terus berkobar dan semakin merata keseluruh pelosok tanah air, yang kemudian Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.

Setiap tahun kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional, dengan berbagai cara dan acara dari pusat sampai ke daerah termasuk di kantor – kantor perwakilan kita di seluruh dunia. Tentu semua itu dimaksudkan untuk terus mengugah dan menggelorakan semangat nasionalisme dan jiwa patriotisme kita agar tetap hidup dan terjaga dalam hati sanubari kita masing – masing.

Saudara – Saudara Sekalian yang berbahagia,
Pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang ke-102 tahun ini kita mengambil Tema,”Dengan Semangat Kebangkitan Nasional Kita Tingkatkan Ketahanan Masyarakat Dalam Kerangka NKRI.”

Ketahanan masyarakat (social resilience) pada dasarnya merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan ketahanan bangsa.

Ketahanan bangsa sangat ditentukan oleh kekuatan karakter kebangsaan masyarakatnya. Namun dari kondisi yang berkembang saat ini, khususnya dari aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, kenyataannya perlu disikapi secara bijak oleh seluruh komponen kekuatan bangsa.

Ketahanan sosial bangsa kita saat ini tengah diperhadapkan dengan berbagai tantangan yang jika tidak dikelola dengan baik bisa jadi pada gilirannya akan berakibat munculnya gejala – gejala yang dapat melemahkan karakter kebangsaan kita.

Fenomena ini tampaknya semakin membangun dan mengembangkan nilai – nilai kebangsaan yang hakiki dan selaras dengan norma budaya dan nilai – nilai yang berkembang ditengah – tengah masyarakat. Dalam kehidupan sehari – hari kita saksikan betapa semakin melemahnya komitmen terhadap rasa Kebangsaan Indonesia, memudarnya etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, semakin melemahnya kejujuran dan sikap amanah dalam kehidupan sehari – hari, semakin diabaikannya ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, semakin langkanya tokoh – tokoh yang bisa menjadi panutan dan semakin meluasnya pengaruh budaya asing terhadap budaya lokal sebagai akibat dari mudahnya akses terhadap informasi, serta menguatnya semangat kedaerahan akibat primordialisme dan fanatisme yang sempit dan mengalahkan rasa kebersamaan dan persatuan.

Saudara – Saudara Sekalian, Memperhatikan dan merenungkan berbagai hal yang dapat melemahkan karakter bangsa tersebut, maka sangat relevan apabila dalam memperingati Hari Kebangkitan Nasional ini kita perlu mengambil langkah – langkah konkrit untuk mengatasi hal tersebut.

Pembangunan karakter bangsa memiliki urgensi yang sangat luas dan bersifat multi dimensional dan multi aspek karena mencakup dimensi – dimensi kebangsaan dan multi aspek karena mencakup potensi – potensi keunggulan bangsa. Oleh sebab itu, pembangunan karakter bangsa setidaknya diarahkan kepada 4 (empat) tataran besar yaitu; pertama; untuk menjaga jati diri bangsa; kedua; untuk menjaga keutuhan NKRI; ketiga; untuk membentuk masyarakat yang berakhlak mulia, dan keempat; untuk membentuk bangsa yang maju, mandiri dan bermartabat.

Pembangunan karakter bangsa beberapa urgensi, yaitu: pertama, karakter yang sangat essensial, artinya hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi penerus; kedua, karakter sebagai kemudi sehingga bangsa ini tidak terombang ambing, ketiga; karakter tidak datang dengan sendirinya tetapi harus dibangun dan dibentuk agar kita menjadi bangsa yang bermartabat.

Saudara – saudara sekalian,
Pembangunan karakter bangsa setidaknya harus mencakup 4 (empat ) lingkup besar yaitu lingkup keluarga, lingkup pendidikan, lingkup masyarakat dan lingkup pemerintahan. Pada lingkup keluarga, wahana pembelajaran dan pembiasaan harus dilakukan oleh orang tua terhadap anak sebagai anggota keluarga. Pada lingkup pendidikan adalah wahana pendidikan dan pengembangan karakter yang dilakukan secara terintegrasi oleh para guru.

Pada lingkup masyarakat, wahana pembinaan dan pengembangan karakter melalui keteladanan para tokoh masyarakat, dan pada lingkup pemerintahan wahana pembangunan karakter bangsa melalui keteladanan aparat penyelenggara negara dan tokoh – tokoh elit bangsa.

Apabila ke-empat lingkup tersebut dapat berjalan sesuai dengan fungsi masing – masing, maka secara bertahap kita akan dapat menemukan keberhasilan dalam pembangunan karakter bangsa kita.

Saudara – saudara sebangsa dan setanah air, Sengaja masalah pembangunan karakter bangsa ini kita tekankan dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional dari tahun ke tahun karena hanya warga bangsa yang memiliki karakter yang kuat dan mampu melanjutkan serta meneruskan cita – cita para tokoh pencetus Kebangkitan Nasional adalah bangsa yang berkarakter, memiliki identitas, dan jati diri.

Oleh sebab itu, ditengah kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang ke-102, saya ingin mengajak, mari kita tanamkan dan terapkan nilai – nilai Kebangkitan Nasional dengan sungguh – sungguh dengan hati yang ikhlas, sehingga dapat kita jadikan pondasi yang kuat dalam membangun bangsa ini serta menjadi landasan kita dalam menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa yang akan dihadapi.

Membangun indonesia kedepan, mutlak harus dilakukan oleh warga bangsa yang memiliki semangat dan jiwa kebangsaan yang kuat. Sebab semangat dan jiwa kebangsaan adalah antitesis dari cara berpikir, bersikap dan bertindak dan berprilaku individual, kedaerahan, kepartaian, golongan, aliran dan antitesis dari cara berpikir kolonial.

Oleh sebab itu dalam memaknai Kebangkitan Nasional untuk mewujudkan Indonesia yang memiliki ketahanan masyarakat yang kuat dalam kerangka NKRI sikap dan perilaku sektarian harus dibuang jauh – jauh dan digantikan dengan sikap dan perilaku yang senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberikan bimbingan dan petunjuk serat hidayah-Nya, memberikan kekuatan lahir dan batin kepada seluruh rakyat Indonesia, sehingga Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin kokoh dan dapat membuat seluruh rakyat Indonesia merasakan kehidupan yang lebih baik. Amin.

Sekian dan Terima kasih
Wassalamualaikum Wr. Wb


MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Ir. H. RIFATUL SEMBIRING
(tarakankota.go.id)

Dapatkan Contoh naskah pidatolainnya disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar